Awal mulanya...

Sekitar bulan april / may 2006, lupa, saya browsing internet, cari-cari peluang apa yang bisa dijual. Sebetulnya masih agak malas untuk mulai cari-cari usaha sampingan lagi. Apalagi belum lama sempat nggak untung dalam usaha penjualan software aplikasi handphone sms murah 10 perak via internet.

Searching kesana kemari, akhirnya nyangkut di blognya
pak Roni Yuzirman. Disitu ada artikel tentang tawaran kios gratis untuk usaha di M2S dan di PGMTA. Wah.. kok enak banget ya.. sewa kios gratis di daerah elit pula. Gimana ya caranya supaya bisa dapat akses ke informasi seperti ini?

Karena ada milisnya (TDA,
tangandiatas@yahoogroups.com), saya coba untuk subscribe disana. TDA adalah singkatan dari Tangan Di Atas. Artinya kurang lebih pengusaha kaya yang lebih suka memberi daripada menerima.

Ternyata artikel di blognya pak Roni serta isi email di milis sangat luar biasa. Artikel motivasi, sharing dari teman-teman yang beruntung memperoleh kios gratis, sharing dari teman-teman yang sudah mulai membuka usaha... Kenapa saya nggak ikut memulai?

Pertanyaan pertama, apa yang mau saya jual?

Pertanyaan ini lama berada di benak saya, sampai suatu saat saya membaca email sharing dari
pak Hadi Kuntoro soal usahanya. Dari beberapa kali japri, saya tau apa yang dijual, dan yang membuat saya kaget adalah omzetnya. Edan... jualan jilbab ternyata bisa laku banget.

Saya coba datang langsung ke toko pak Hadi di bekasi, ternyata disana memang jilbabnya bagus-bagus. Rabbani. Saya baru lihat jilbab seperti itu. Dan beneran, wanita yang pakai kerudung itu jadi kelihatan lebih cantik dan modis. Nggak terkesan tertutup.

Setelah diskusi dengan istri, ok, kita putusin jual kerudung instant Rabbani, tapi bagaimana bisa dapat harga bagus? Bagaimana jalur distribusinya?

Dari searching di web, saya dapat no. telp dan email di bandung. Setelah komunikasi beberapa kali, saya dapat contact person agennya di bekasi berikut segala macam persyaratannya.

Sekarang, mau jualan dimana? Tempat belum ada, pegawai belum ada, saya dan istri juga masih berstatus karyawan dengan lokasi kantor yang cukup jauh dari rumah. Kantor saya di kawasan industri Delta Silicon Cikarang, sementara istri di kawasan industri Pulogadung. Dan rumah kami ada di cibubur.

Kami coba bicarakan hal ini dengan Ibu Mertua, karena memang beliau dulunya suka dagang, hanya saja setelah almarhum Bapak Mertua pensiun, beliau lebih aktif dalam kegiatan keagamaan.

Ternyata beliau bersedia membantu, ok, kita jualan dari garasi rumah mertua.

Sekitar pertengahan July 06, kita datangi Ibu Agen Rabbani di bekasi yang ternyata rumahnya luarbiasa jauh, kita ngobrol-ngobrol, setelah final, kita coba beli barangnya. Awalnya kita diminta belanja barang senilai Rp. 3 juta.

Rp. 3 juta.. jilbab semua, harus laku dalam sebulan, bisa nggak ya? Kalau nggak laku gimana? Kalau laku, berarti harus belanja lagi, padahal rumahnya jauh mana macet lagi... gimana ngaturnya? Pusing juga...

Tapi pokoknya Bismillah...

Selain dari garasi Ibu Mertua, kita coba titipkan barang di beberapa tempat. Istri sampai bela-belain cuti dari kantor untuk bergerilya ke berbagai sekolah muslim dan toko-toko untuk bisa titip barang. Seminggu berjalan ternyata hasilnya menggembirakan. Kita bisa belanja lagi, walaupun jauh.

Ini memicu kita untuk lebih serius memikirkan kelanjutan usaha ini. Kita mulai cari-cari lokasi usaha yang cocok di dekat-dekat rumah. Ternyata muahal-muahal ya yang namanya lokasi untuk usaha itu. Ada kios sederhana di pinggir jalan utama, minta 24 juta pertahun, dan dibayar untuk 2 tahun, 48 juta.. weleh... nggak sanggup.

Suatu malam, pulang kantor, istri mampir ke plaza cibubur, salah satu mall di wilayah cibubur yang lokasinya berada di seberang perumahan yang kami tempati. Sebelumnya saya sudah mencoba menghubungi pengelola tempat di plaza ini tapi kurang memperoleh respon positif.

Kebetulan dia secara tidak sengaja bisa langsung menemui EO pengelola tempat di lt. 3 dan diberitahu masih ada 1 kios kosong tapi lokasinya mentok di pojok, waduh.. Harga sewanya sih masih masuk budget dan yang paling enak adalah bisa dibayar bulanan... sip.. sip.. ambil aja deh. Soal lokasi, ya gimana lagi.. yang penting masuk dulu walau hati kecil sebetulnya agak ragu, tapi semangat dari istri bisa sedikit menular, sedikit lho.

Yang bikin deg-degan, kita cuma dikasih waktu sekitar 10 hari untuk buka kios. Belakangan, ternyata ada salah seorang yang sudah booking kios di lokasi yang lebih baik ternyata mengundurkan diri, jadilah kiosnya kita ambil.

Grabak grubuk... beli peralatan toko di tanah abang (ternyata harga disana ga lebih murah), gotong-gotong kepala manekin untuk display jilbab, gawang untuk gantungan baju, ram kawat untuk gantungan jilbab, berat euy... Panggil tukang langganan utk perbaiki dekorasi interior kios. Interior dikerjakan malam hari, setelah mall tutup, sampai menjelang dini hari selama beberapa malam.

Oiya, nanti yang mau jualan siapa? Orangnya jujur apa nggak? Gajinya berapa? Berapa orang yang mau jaga? Jam kerjanya bagaimana? Bagaimana caranya supaya dia mau bekerja dengan baik, bisa menawarkan barang? Aduh.. masih banyak pertanyaan. Kalau sudah begini bawaannya ingin ngomel melulu, stress...

Finally, hari sabtu tanggal 5 agustus 2006, menjadi hari yang bersejarah. Setelah 16 tahun saya dan istri kerja kantoran, pagi itu kita berdua (eh bertiga dink sama si kecil Nadya) sukses berdiri menjadi penjaga toko, hehehe...

Ruzika Collection
Plaza Cibubur lt. 3 (atas KFC)
Jl. Raya Alternatif Cibubur Cilengsi
.

.